Jumat, 28 Agustus 2009
SEPATU PAK GURU
BELI SINYAL
Eko sugi, salah satu murid mas tong sudah lama memendam keinginan untuk membeli handphone seperti punya temannya.
Maka sehabis masa panen bawang merah dia pergi ke pusat kota untuk membeli handphone.
Ketika sampai di gerai handphone yang paling besar di kota, eko sugi menjadi bingung karena begitu banyak handphone yang bagus-bagus.
Penjaga gerai yang melihatnya segera mencoba memberi bantuan. "Mas cari handphone yang gimana?"
"Yang bagus!" katanya mantap.
Lalu penjaga gerai yang cantik itu langsung mengambilkan sebuah handphone yang telihat mewah.
Eko sugi terlihat girang. Terbayang teman-temannya akan kagum dengan handphone miliknya. Tetapi beberapa detik kemudian dia mengernyitkan dahi. "Lho mbak kok ga bisa menyala?"
"Iya mas, mas kan belum beli kartunya. Mas harus beli kartu dulu agar handphone nya dapat digunakan"
"Gitu ya, kalo gitu beli kartunya sekalian mbak"
Dengan girang Eko sugi pulang ke kampungnya. Sampai di rumah langsung dicoba handphone barunya sembari dipamerkan ke tetangganya. Setelah beberapa saat membolak balik handphone, dia terlihat mulai kesal. Lalu dia putuskan untuk kembali ke kota untuk menuju ke gerai tempat dia membeli handphone tadi. "Mbak, katanya tadi handphone bagus kok tetep ga bisa. Kartu udah beli, kok sampe kampung masih ga bisa? Mbak bohong ya!"
Penjaga gerai kaget, tapi setelah itu tersenyum. "Oh....itu karena di kampung mas belum ada sinyal. Jadi handphone nya ga bisa digunakan mas"
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Eko sugi menjadi lega. "Wah, mbak ini gimana sih, kenapa ga bilang pas beli, ya udah, sekarang saya beli sinyal sekalian. Jangan ngasih info sepotong-sepotong gitu...."
MALAIKAT PELINDUNG
Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?"
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu."
Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhan pun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu bahagia." Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?"
Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia."
Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"
Tuhan pun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan mengajarkanmu untuk berdoa."
Lagi-lagi si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?"
Tuhan pun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu." Namun si kecil malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi."
Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, sebagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalumembimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."
Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku…."
Tuhan pun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu…."
MAWAR UNTUK IBU
Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menagis tersedu-sedu. Pria itu menanyai kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya Cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."
Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"
Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada kuburan yang masih basah.
Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.
GRATIS SEPANJANG MASA
Suatu sore seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Ibunya melihatnya, setelah mengeringkan tangannya dengan celemek ibu itu menerima kertas itu dan mulai membacanya dan iniah isinya
Untuk memotong rumput 10.000
Untuk membersihkan kamar miggu ini 5.000
Untuk pergi ke toko karena disuruh ibu 2.500
Untuk menjaga adikketika ibu tidak ada 2.500
Untuk membuang sampah 5.000
Untuk nilai ujian yang bagus 15.000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman 2.500
Jadi jumlah hutang ibu seluruhnya 42.500
Sang ibu memandang anaknya. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu lalu dia mengambil bolpoin dan membalikkan kertas itu dan inilah yang ditulisnya
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk mengobati kamu ketika sakit dan mendoakanmu setiap malam, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusmu, gratis
Untuk semua mainan, makanan dan baju, gratis
Anakku.....kalau kamu menjumlahkan semuanya
Akan kamu dapati harga cinta ibu semuanya GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya sang anak berlinang air mata dan memeluk ibunya, dan berkata "Bu, aku sayang sekali sama Ibu" kemudian dia mengambil bolpoin dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar "LUNAS"
PENGERTIAN
Kau menjaga hatinya tetapi melupakan hati yang lain
Mencoba tidak menyakiti tetapi justru mengiris perlahan
Mencoba berbuat kebajikan tetapi dosa yang tertanam
Apakah ini jin dalam pengabdian?
Yang memenuhi tiga permintaan atas perintah tuan
Tak perlu berharap menjadi legenda
Cukup mengerti aku saja
Rabu, 26 Agustus 2009
KAMI?
Kami adalah barbar
Apakah pantas teriak Allahu akbar
Kami adalah bebal
Apakah pantas menuntut kekal
Kami adalah hina
Apakah pantas semena-mena
Kami adalah bodoh
Apakah pantas untuk heboh
Kami adalah manusia
Apakah pantas yang Kuasa?
(My boarding house, March 2009)
BATAS
Sepi yang mengelilingiku adalah keluarga hangatku sekaligus musuh dinginku
Canda dan tawa mereka membahagiakanku dalam kesedihanku yang menggenang
Isak mereka menyengsarakanku dalam bahagiaku yang mengambang
Sungguh tipis garis sedih dan bahagia
Hanya saja aku berharap dapat membuka semua jendela agar dapat bernapas lega
(……….title in 2009)
AKU MENCINTAI MU
Saat sendiri kurindukan teman
Ketika hal itu datang aku tidak pernah nyaman
Apa yang terjadi
Kesepian selalu mencekam
Sendiri atau tidak
Hatiku selalu bersembunyi
Ini bukan padang pasir
Hanya saja kita tidak bisa menemukan air
Sedangkan angin meniupkan panas
Masih saja kuhirup untuk bernafas
Apa aku begitu lemahnya?
Aku mencintai Mu tapi aku terlalu bodoh untuk mengetahui itu
Aku rindu untuk merindukan Mu karena jiwaku adalah jiwa Mu
Sungguh aku adalah bebal,
Tak pernah mengerti apa itu kekal
(…………..till 2009)
APAKAH PERBEDAAN ADALAH KESALAHAN TUHAN?
Perbedaan memang tidak pernah akan hilang. Suatu ketika, saya terlibat dalam pembicaraan yang justru dianggap sebagai debat kusir. Kami membahas apakah kita punya hak untuk menganggap bahwa keyakinan orang lain adalah sesat. Hal yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ketika kita menyatakan keyakinan seseorang adalah sesat, pada saat yang sama bisa jadi orang yang kita anggap sesat akan menganggap kita sesat juga. Itulah manusia. Kita meyakini apa yang memang kita anggap benar.
Tapi apa yang terjadi? Beliau menyatakan bahwa kita memang tidak bisa menyalahkan seseorang dengan keyakinannya. Tetapi dilain pihak beliau menyatakan bahwa selama tidak menyimpang dari Al quran dan Hadist itu adalah sah-sah saja, kalau sampai menyimpang sudah pasti sesat. Yang menjadi permasalahan adalah, apakah pemahaman setiap manusia sama? Bahkan beliau sendiri menyatakan bahwa tafsir dari ulama bisa berbeda. Jadi bagian mana yang bisa dianggap menyimpang jika kita punya penafsiran yang berbeda.
Orang pasti menganggap saya tidak Islam atau aneh. Tidak. Justru saya ingin terus mempelajari Islam. Karena saya tidak ingin Islam dianggap sebagai agama yang menggunakan kekerasan dan membawa bencana. Islam adalah rahmat bagi semua. Jadi kenapa harus menghancurkan keyakinan orang lain?
Saya mencari tahu untuk mendapat jawaban. Tetapi bisa saja orang mengganggap saya orang yang hendak menghacurkan agama saya dari dalam sendiri. Allah Maha Tahu atas semua. Semoga saya dapat memahami pikiran beliau dan semoga saya tidak tersesat karena ketidaktahuan ini.
Minggu, 23 Agustus 2009
AKU, KAMU DAN DIA SAMA SAJA
Mimpiku yang memanggilmu kau jawab dengan lamunanmu
Teriakannya tidak berarti apa-apa bagimu apalagi bisikannya
Aku benci, benci, dan sangat benci
Bukan kepadamu apalagi kepadanya
Aku hanya benci pada diriku sendiri
Kenapa selalu menyalahkanmu terutama dirinya
Aku marah, marah, benar-benar marah
Bukan kepadamu apalagi kepadanya
Kenapa aku selalu meyerah dan kalah
Seharusnya kepala ini tertanam
Agar tidak berjalan di muka bumi dengan dendam
Seharusnya hati ini tenggelam
Agar tidak mengapung dalam bimbang
Aku, kamu dan dia sama saja
(it's long road….)
SENYUM MU
PENGALAMAN
AKU BISU, KAMU TULI DAN DIA BUTA
Bukan suatu yang aneh bila aku menuliskan ini untuk aku, kamu dan dia. Bukan karena aku malas bicara dan memilih memamerkan rentetan kata-kata yang terangkai dengan terbata-bata. Bukan pula karena iri atau cemburu. Apalagi nafsu menggebu agar bisa dibilang guru.
Ini hanyalah cinta. Cinta manusia kepada sesamanya. Bukan cinta terlarang seperti setan dan iblis. Bukan pula cinta tak berbalas yang mengukir nama sejoli di padang pasir. Tentu ini juga bukan masalah cinta binatang antara satu monyet dengan monyet yang lain. Ini manusiawi sekali. Sangat manusiawi.
Tujuanku menulis adalah langkah lanjutan setelah apa yang aku sampaikan padamu. Aku menulis setelah mustahil aku memberitahumu. Bukan karena kamu tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Kamu tidak mendengarku karena kamu memang tuli. Seberapapun kerasnya aku mencoba, itu akan sia-sia saja.
Aku juga akan seperti menegakkan benang basah dengan menggambarkan riuhnya kicauan manusia di gunung ini kepada dia. Sangat tidak mungkin. Bukan karena dia tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Dia tidak melihat penggambaranku tentang eloknya bisik-bisik memang karena dia buta. Seberapapun kerasnya aku mencoba, itu akan sia-sia saja.
Jadi bagaimana kita bisa mentas dari kubangan ini kalau kita masih asik koceh. Bagaimana tidak ( suatu saat nanti ) tertangkap basah jika masih berendam bersama dalam lumpur dosa. Ah, aku kira aku hanya ingin menyatakan cinta saja. Cinta sesama manusia. Bukan kepada monyet-monyet yang kadang-kadang pergi ke panggung sambil membawa payung dengan iringan gendang.
Tidak ada yang dapat aku sampaikan. Itu sia-sia saja seberapapun kerasnya aku mencoba. Karena aku toh tetap bisu dan akan tetap membisu.