• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Senin, 07 Desember 2009

Babad Tulungagung

Posted by mastong On 07.40

PERGURUAN PACET Pada jaman pemerintahan Majapahit hubungan antara daerah pedalaman sangat sulit, sehingga keamanan di sebelah selatan sungai Brantas tidak dapat dikuasai. Sering disana-sini timbul pemberontakan.
Berdirinya perguruan-perguruan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan raja, karena selain mengajarkan ilmu, para guru umumnya juga merupakan mata telinga daripada perguruan negara.
Demikian juga hubungannya dengan perguruan di dukuh Bonorowo, dekat Campurdarat yang terkenal dipimpin oleh seorang sakti bernama Kyai PACET.
Kyai Pacet mengajarkan ngeilmu Joyokawijayan.

Ia mempunyai murid-murid pilihan diantaranya :
1. Pangeran Kalang dari Tanggulangin.
2. Pangeran Bedalem dari Kadipaten Betak.
3. Menak Sopal dari Kadipaten Trenggalek.
4. Kyai Kasanbesari tua-tua dari dukuh Tunggul.
5. Kyai Singotaruno dari dukuh Plosokandang.
6. Kyai Sendang Gumuling dari desa Bono.
7. Pangeran Lembu Peteng putra Majapahit (termasuk murid baru).

Pada suatu hari Kyai Pacet telah mengadakan pertemuan dengan para murid-muridnya. Pada pertemuan itu selain memberikan wejangan-wejangan ilmu, Kyai Pacet juga menceritakan bahwa diantara murid-muridnya ada yang mendirikan paguron, tetapi sayangnya tidak memberitahukan hal itu gurunya. Kyai KasanBesari merasa tertusuk perasaannya, dikarenakan dia sendirilah yang mendirikan paguron sebagaimana kata sindiran yang telah diucapkan dihadapannya dengan terus trang oleh sang guru tersebut.

Dengan tanpa pamit seketika itu juga Kyai Kasanbesari meninggalkan tempat pesamuan. Dengan kepergian Kyai Kasanbesari yang tanpa pamit itu Kyai Pacet lalu menyuruh dua orang muridnya yaitu Pangeran Kalang dan Pangeran Bedalem untuk menasehati Kyai Kasanbesari agar menyadari diri dan mau kembali ke Bonorowo untuk tetap menjadi murid Kyai Pacet. Apa sebab Kyai Pacet menunjuk kedua muridnya tersebut?karena ia mengerti bahwa Pangeran Kalang dan Pangeran Bedalem dengan diam-diam juga menjadi muridnya Kyai Kasanbesari. Dengan keberangkatan dua orang utusan tersebut maka Kyai Pacet berpesan pada murid-muridnya yang lain supaya mereka mau tetap di Bonorowo untuk melanjutkan pelajarannya, sedang Kyai Pacet akan mengadakan semadi di dalam sebuah gua. Yang ditugaskan mengawasi di luar gua adalah Pangeran Lembu Peteng.

KYAI KASANBESARI INGIN MEMYNUH KYAI PACET
Kyai Kasanbesari yang hatinya merasa tersinggung dan masih dalam keadaan marah terhadap gurunya, telah kedatangan dua orang utusan dari Bonorowo yaitu Pangeran Bedalem dan Pangeran Kalang dalam wawancaranya Pangeran Bedalem mengatakan, bahwa dia tidak akan mencampuri urusan Kyai Kasanbesari dan Kyai Pacet, dan dia akan terus pulang ke Betak. Sebaliknya Pangeran Kalang malah menunjuki tindakan Kyai Kasanbesari bahkan dibakar semangatnya untuk diajak berotak dan membunuh gurunya.

Setelah berunding masak-masak, maka berangkatlah mereka berdua ke Bonorowo dengan tujuan membunuh Kyai Pacet. Pada waktu Kyai Kasanbesari dan Pangeran Kalang secara diam-diam masuk ke dalam gua tempat Kyai Pacet bersemedi dengan tanpa diketahui oleh pihak yang mengawasi, maka kedua orang itu merasa sangat terkejut karena dalam penglihatannya mereka telah berjumpa dengan seekor singa yang siap menerkamnya. Kyai Kasanbesaridan Pangeran Kalang cepat-cepat keluar dari gua dan lari tunggang-langgang. Konon, setelah kedua orang itu melarikan diri maka Kyai Pacet memanggil Pangeran Lembu Peteng yang berjaga di luar gua dan ditanya mendengar apakah waktu Kyai Pacet sedang bersemadi. Pangeran Lembu Peteng menjawab, bahwa ia tadi telah mendengar suara “GEMLUDUG”, dan setelah dilihatnya tampaj bahwa Kyiai Pacet memegang cahaya yang kemudian diberi nama Kyai Gledhug, sedang desa dimana Kyai bersemedi sampai sekarang bernama Gledhug.

Selesai bersemedi Kyai Pacet segera mengejar kedua oramg yang sedang berlari itu. Kyai Kasanbesari mengerti kalau dikejar, segera mengeluarkan ilmu kanuragannya dengan membanting buah kemiri yang berubah menjadi seekor harimau. Kyai Pacet mengimbanginya dengan membanting bungkul gempaan yang berubah menjadi ular besar. Kedua bintang itu berkelai, harimau kanuragan dari Kyai Kasanbesari kalah dan berubah menjadi buah kemiri lagi. Tempat dimana Kyai Kasanbesari menderita kekalahan oeh Kyai Pacet dinamakan desa Macanbang. KyaiKasanbesari terus berlari melarikan diri, sedang Kyai Pacet bersama Pangeran Lembu Peteng kembali ke padepokan untuk mengerahkan semua muridnya guna menangkap Kyai Kasanbesari dan Pangeran Kalang. Murid dari Kyai Pacet disebar ke seluruh penjuru dengan dipimpin oleh Pangeran Lembu Peteng. Akhirnya Pangeran Lembu Peteng dan teman-temannya dapat berjumpa dengan Kyaibesari dan Pangeran Kalang. Timbullah peperangan yang ramai. Akhirnya Kyai Kasanbesari melarikan diri ke Ringinpitu, sedang Pangeran Kalang dikejar terus oleh Pngeran Lembu Peteng.

Pangeran Kalang lari ke Betak dan bersembunyi di tamansari Kadipaten Betak. Pada waktu itu putera dari Bedalem yang bernama Roro Kembangsore sedang berada di Tamansari. Roro Kembangsore merasa tidak keberatan bahwa Pangeran Kalang bersembunyi di ditu, karena Pangeran Kalang masih pernah pamannya (saudara kandung ayahnya).

Kemudian datanglah Pangeran Lembu Peteng ke Tamansari untuk mencari Pangeran Kalang. Di Tamansari Pangeran Lembu Peteng bertemu dengan Roro Kembangsore. Putri Bedalem ini tidak mengakui bahwa pamannya bersembunyi disitu. Pangeran Lembu Peteng tertarik akan kecantikan sang putri dan menyatakan asmaranya. Roro Kembangsore mengimbanginya.

Ketika kedua merpati tersebut sedang dalam langen asmara, maka Pangeran Kalang yang sedang bersembunyi di Tamansari dapat mengintip dan mengetahui bagaimana tindakan kemenakannya terhadap Pangeran Lembu Peteng. Dengan diam-diam Pangeran Kalang masuk ke dalam Kadipaten untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada kakaknya ialah Pangeran Bedalem. Pangeran Bedalem setelah mendengar pelaporan dari adiknya, menjadi sangat larah sekali, terus pergi ke Tamansari. Timbullah perang antara Pangeran Lembu Peteng dan Pangeran Bedalem. Pangeran Lembu Peteng dapat meloloskan diri bersama dengan Roro Kembangsore, tetapi terus dikejar oleh Pangeran Bedalem. Kembali kepada kisah Kyai Besari yang berhasil meloloskan dir dari peperangan dengan murid Kyai Pacet. Ia menuju ke desa Ringinpitu, rumah Kyai Becak, yaitu pernah kakaknya. Pada waktu itu Kyai Becak sedang berada di pendopo bersama dengan dua orang anaknya yang bernama Banguntulak dan Dadaptulak. Dengan kedatangan Kyai Besari kedua anaknya tersebut lalu keluar untuk pergi ke ladang.

Kyai Besari mengatakan bahwa kedatangannya ke Ringinpitu bermaksud untuk meminjam pusaka ialah pusaka Ringinpitu yang berbentuk tombak bernama Korowelang dengan alasan untuk kepentingan “NGIDERI PARI”. Kyai Becak tidak meluluskan permintaan adiknya. Kyai Besari marah, akhirnya terjadi perang. Kyai Becak kalah dan mati terbunuh. Besari terus pergi dengan membawa pusaka Korowelang.

Waktu Dadaptulak dan Banguntulak pulang dari ladang, mereka sangat terkejut melihat ayahnya berlumuran darah dan sudah tidak bernyawa. Oleh sebab tidak ada orang lain yang datang di situ kecuali Kyai Besari, maka Banguntulak dan Dadaptulak yakin bahwa pembunuh ayah mereka adalah Kyai Besari. Segera mereka mengejarnya ke arah selatan dan dapat menemukannya. Terjadilah pertempuran. Banguntulak dan Dadaptulak kalah. Banguntulak terluka dan berlumuran darah. Darahnya berbau langu. Maka tempat di mana ia mati dinamakan Boyolangu. Sedangkan tempat dimana Dadaptulak meninggal dinamakan Dadapan.

Kyai Besari melanjutkan perjalanannya. Ia berjumpa dengan Pangeran Bedalem yang sedang mengejar Pangeran Lembu Peteng. Pangeran Bedalem menceritakan tentang peristiwanya, yang mana Kyai Besari dalam hal itu bersedia membantunya. Keduanya segera pergi mencari Pangeran Lembu Peteng yang lari bersama dengan Roro Kembangsore.

Pada waktu Pangeran Lembu Peteng dan Roro Kembangsore sedang beristirahat di tepi sungai, datanglah Kyai Besari dan Pangeran Bedalem. Pangeran Lembu Peteng dapat ditangkap dan dibunuh, lalu jenazahnya di buang ke dalam sungai. Roro Kembangsore dapat meloloskan diri.

Punakawan Pangeran Lembu Peteng yang telah mengasuhnya sejak kecil memberitahukan hal tersebut kepada Kyai Pacet. Kyai Pacet segera mengirimkan utusan,ialah Adipati Trenggalek yang diikuti oleh bekas punakawan Pangeran Lembu Peteng untuk mengadakan pelaporan ke Mojopahit. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan perwira Mojopahit bersama dengan Pangeran Suka yang ketika itu mendapat tugas dari Raja untuk mencari Putra yang meninggalkan kerajaan tanpa pamit, ialah Pangeran Lembu Peteng. Adipati Trenggalek menceritakan peristiwa terbunuhnya Pangeran Lembu Peteng. Setelah mengerti duduk perkaranya maka Perwira Mojopahit bersama dengan Pangeran Suka tersebut ingin membuktikan tempat kejadian itu bersama-sama dengan wadya balanya. Meskipun diadakan pengerahan tenaga untuk mencarinya, namun jazad dari Pangeran Lembu Peteng tak jua ditemukan. Sungai dimana jenazah Pngeran Lembu Peteng dibuang, oleh perwira Mojopahit diberi nama Kali Lembu Peteng.

PERWIRA MADA MENCARI JEJAK PANGERAN BEDALEM DAN KYAI BESARI
Pangeran Bedalem setelah mendengar berita bahwa dia dikejar oleh bala tentara Mojopahit, sangat ketakutan dan melarikan diri ke jurusan selatan. Karena takutnya maka Pangeran Bedalem bunuh diri dengan menceburkan diri ke sebuah kedung. Kedung tersebut lalu diberi nama Kedung Bedalem. Oleh karena Kadipaten Betak lowong, maka yang diangkat menggantikan Pangeran Bedalem adalah Pangeran Kalang.

Bala tentara Mojopahit disebar untuk mencri Kyai Besari. Putra Mojopahit yang bernama Pangeran Suka dalam mengadakan operasi pencarian ini kena dirunduk oleh Kyai Besari dan tergelincir masuk ke sebuah kedung hinga meninggal dunia. Kedung ini lalu dinamakan Kedungsoko. Akhirnya Kyai Besari dapat diketemukan di desa Tunggul oleh Perwira Mada. Oleh karena Kyai Besari tidak menyerah maka timbullah peperangan. Kyai Besari kalah dan terkena pusakanya sendiri yaitu pusaka Korowelang. Dukuh tersebut oleh sang perwira dinamakan dukuh Tunggulsari. Karena kecakapannya menumpas pemberontakan-pemberontakan dan kekeruhan-kekeruhan konon sang perwira akhirnya diangkat menjadi Patih dan mendapat elar Patih Gajah Mada.

PANGERAN KALANG JATUH CINTA KEPADA RORO INGGIT
Setelah Pangeran Kalang menjabat Adipati di Betak, maka hatinya tertawan oleh Rr. Inggit, adik dari Reta Mursodo janda almarhum pangeran Bedalem. Roro Inggit ingin dijadikan istrinya, tetapi menolak dan retno Mursodo tidak menyetujuinya. Pangeran Kalang memaksanya. Roro Inggit bersama dengan retno Mursodo meninggalkan Betak dan melarikan diri ke Plosokandang. Pangeran Kalang berusaha mengejarnya, tetapi kehilagan jejak, sehingga ia mengeluarkan suatu maklumat, yang menyatakan bahwa barang siapa ketempatan dua orang putri Kadipaten Betak tetapi tidak mau melapor, maka ia akan dijatuhi hukuman gantung.

KYAI PLOSOKANDANDANG DIPERSALAHKAN
Salah seorang murid Kyai Pacet yang bernama Kyai Singotaruno, disebut pula Kyai Plosokandang, karena berasal dari Plosokandang. Pada suatu hari ia bertemu dengan dua orang putri dari Kadipaten Betak, yang tak lain adalah Rr, Inggit dan Retno Mursodo. Kedatangan putri Betak ini sengaja mencari pengayoman dari Kyai Plosokandang. Segala sesuatu mengenai tindakan Pangeran Kalang oleh retno Mursodo diceritakan semua, dan karena Kyai Singotaruno tidak berkeberatan melindunginya, meskipun ia tahu bahawa tindakannya itu membahayakan dirinya.

Adipati Kalang datang ke Plosokandang dan bertanya apakah Kyai Singotaruno mempunyai tamu yang berasa dari Betak. Kyai Sin gotaruno menjawab bahwa ia tidak mempunyai tamu seorangpun, tetapi Adipati Kalang tidak percaya, dan ingin melihat ke belakang. Rr. Inggit dan Retno Mursodo ketika mendengar hal itu segera berkemas dan melarikan diri ke arah barat. Adipati Kalang mengetahui hal itu, dan ia sangat marah kepada Kyai Singotaruno. Ia dianggap salah dan dijatuhi hukuman gantung.

RORO INGGIT BUNUH DIRI
Oleh karena Rr, Inggit takut bila sampai di pegang oleh Adipati Kalang, maka ia berputus asa dan terjun ke dalam sebuah Beji atau Blumbang. Desa tempat Rr. Inggit bunuh diri oleh Pangeran Kalang dinamakan desa Beji. Adapun Retno Mursodo terus melarikan ke gunung cilik.
mBOK RORO DADAPAN

Ketika Pangeran Lembu Peteng perang melawan Kyai Besari, Rr.Kembangsore dapat memisahkan diri dan lari ke desa Dadapan. Di desa tersebut ia menumpang pada seorang janda bernama mBok Rondo dadapan. mBok Rondho mempunyai seorang anak laki-laki bernama Joko Bodho. Lama kelamaan Joko Bodho terpikat oleh kecantika Rr. Kembangsore dan ingin sekali memperistrinya, tetapi selalu ditolak dengan halus oleh Rr. Kembangsore. Oleh karena Joko Bodho selalu mendesak maka pada suatu hari ketika mBok Rondho sedang bepergian , asalkan Joko Bodho mau menjalani tapa mbisu di sebuah gunung dekat desa itu. Joko Bodho menyetujui perdyaratan tersebut dan pergi meninggalkan rumah. Ikatan janji ini tidak diketahui oleh mBok Rondho Dadapan.

Rr. Kembangsore juga pergi ke gunung cilik, maka ketika mBok Rondho pulang, ia mendapati rumah telah dalam keadaan sepi, dan ternyata kosong. Ia pergi ke kesana-kemari dan memanggil-manggil kedua anak tersebut. Tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya ditemukannya Joko Bodho sedang duduk termenung menghadap ke arah bart. Dipanggilnya berulang kali tidak mendapat jawaban, karena jengkelnya mBok rondho lupa dan mengumpat “bocah diceluk kok meneng bae koyo watu”. Seketika itu juga kaena sabda mBok Rondho, Joko Bodho berubah menjadi batu. mBok Rondho menyadari atas keterlanjuran kata-katanya, maka ia lalu berharap; “besok kalau ada ramainya zaman gunung ini saya beri nama gunung Budheg”.

RESI WINADI DI GUNUNG CILIK
Pada suatu hari Adipati Kalang mendengar bahwa di gunung cilik ada seorang pendeta wanita yang menamakan dirinya Resi Winadi. Yang menjadi pendeta tersebut sebetulnya adalah Rr. Kembangsore. Selain menjadi seorang pendeta ia juga menjadi seorang empu. Resi ini mempunyai dua orang abdi kinasih yang bernama SARWO dan SARWONO.

Pada suatu hari cantriknya yang bernama Sarwo disuruh ke kadipaten Betak untuk mencoba kesaktian dan keampuhan pusaka yang dibuatnya sendiri untuk diadu dengan pusaka milik Pangeran Kalang. Cara mengadunya adalah sebagai berikut! Kalau pusakanya ditikamkan ke sebuah pohon beringindaunnya rontok dan pohonnya tumbang maka dialah pemenangnya. Selanjutnya, bilamana resi Winadi yang kalah maka Resi bersedia tunduk dan mau disuruh apa saja. Sebaliknya jika resi yang menang dan pangeran berkeinginan untuk memiliki pusaka miliknya maka pangeran harus pergi sendiri ke Gunung cilik dan bila sudah mulai naik harus berjalan jongkok, tidak boleh memandang wajah sang resi sebelum diperbolehkan.

Setelah cntrik mengerti akan tugas yang diberikan, berangkatlah ia. Kecuali menugasi Sarwo, Resi Winadi juga memberi tugasSarwono untuk masuk ke tamansari Betak dengan menyamar untuk mencabut sumbat ijuk yang ada di tamansari. Adapun letaknya adalah di bawah batu gilang. Setelah datang di Betak, cantrik Sarwo menhadap Adipati Kalang dan mengutarakan maksudnya. Sang Adipati menanggapi dan menyetujuinya. Masing-masing membawa senjata pusaka ke alun-alun untuk diadu kekuatannya. Pusaka Kadipaten Betak dicoba terlebih dahulu ke pohon beringin yang tumbuh di tengah alun-alun, tetapi tidak terjadi apapun. Sekarang giliran pusaka gunung cilik. Setelah ditikamkan, pohon beringinpun langsung rontok dannya dan tumbang pohonnya.

Adipati Kalang mengakui kekalahannya dan ingin sekali memiliki pusaka tersebut. Sarwo tidak keberatan asalkan Adipati Kalang bersedia menyetujuinya. Dengan diantar oleh cantrik Sarwo, dan diikuti oleh beberapa orang prajurit pengawalnya berangkatlah Pangeran Kalang ke Gunung Cilik. Di tamansari Betak, Sarwono yang mendapat tugas mencabut sumbat lidi segera mencari dan menemukan sabut tersebut. Sumbat segera dicabutnya, dan seketika itu pula memancarlah sumber air yang besar. Kadipaten Betak-pun banjir dan terendam oleh air. Sarwono dapat menyelamatkan diri dengan menaiki sebuah getek.

DI PERTAPAAN GUNUNG CILIK
waktuSarwono sedang menghadap Resi Winadi, datanglah Ibunya Rr. Mursodo. Maka saling berceritalah tentang riwayatnya masing-masing. Tak lupa disebutkan pula tentang kematian Rr. Inggit yang dikarenakan Pangeran Kalang. Mereka sangat gembira karena dapat bertemu kembali. Kemudian datanglah Patih Mojopahit engan bala tentaranya yang ingin menyatakan kebenaran berita yang diterimanya. Pada saat itu tampak dari kejauhan kedatangan dua orang. Yang seorang datang dengan berjalan jongkok dan menyembah. Tamu ini tak lain adalah Pangeran Kalang yang diantar oleh cantrik Sarwo. Setelah dekat Sang Resi memerintahkannya supaya memandangnya. Alangkah malu dan terkejutnya Pangeran Kalang. Karena yang disembah-sembahnya tadi adalah keponakannya sendiri. Karena malu bercampur takut Pangeran Kalang melarikan diri, yang kemudian dikejar oleh tentara Mojopahit.

PANGERAN KALANG MATI TERBUNUH
Pangeran Kalang terus dikejar, dan oleh tentara Mojopahit dapat ditangkap dan dihujani senjata tajam, sehinga pakaiannya hancur dan badannya penuh dengan luka. Tempat dimana Pangeran Kalang tertangkap ini dinamakan CUWIRI. Meskipun telah terluka parah Pangeran Kalang masih dapat melarikan diri, tetapi tertangkap lagi dan badannya disembret-sembret oleh anak buah Patih Gajah Mada. Tempat tertangkap untuk kedua kalinya ini dinamakan desa Kalangbret.
Adipati Kalang masih berusaha lari, tetapi karena sudah merasa lelah diapun bersembunyi di song sungai, dan disinilah dia menemui ajalnya. Tempat tersebut oleh patih Gajah Mada dinamakan Kali Ngesong. Setelah keadaan aman patih Gajah Mada kembali ke Majapahit.
Mayat Pangean Kalang yang berada di dalam song lama kelamaan terbawa arus sampai ke timur sampai ke suatu tempat. Mayat (batang—bhs. Jawa) tersangkut pada akar pohon yang menjulang ke sungai, sehingga sampai sekarang tempat di mana ditemukannya mayat tersebut dinamakan desa Batangsaren. Tidak lama kemudian mayat tersebut terbawa arus lagi sampai ke sungai Ngrowo. Sedangkan bekas pertapaan Rr. Kembangsore hingga sekarang, menjadi tempat pesadranan.
ASAL MULA NAMA TULUNGAGUNG

Sejarah menyatakan bahwa nama TULUNGAGUNG tidaklah timbul dengan tiba-tiba. Telah banyak musim silih berganti, berikut masa-masa yang dilaluinya, yang semuanya itu meninggalkan kenangan tersendiri di dalam riwayat terjadinya Kota TULUNGAGUNG. Apa yang dapat kita kenangkan dari nama TULUNGAGUNG di dalam riwayat lama, sebenarnya adalah suatu tempat lingkaran yang berpusat di sekitar alun-alun termasuk desa Kauman dan Kampungdalem.

Tulungagung berasal dari kata TULUNG dan AGUNG. Kata TULUNG mempunyai dua arti :
Pertama : TULUNG dalam bahasa Sansekerta artinya SUMBER AIR atau dalam bahasa Jawa dapat dikatakan umbul.
Kedua : TULUNG yang berarti pemberian, pertolongan atau bantuan. Adapun AGUNG berarti besar.
Jadi lengkapnya TULUNGAGUNG mempunyai arti arti “SUMBER AIR BESAR atau “PERTOLONGAN BESAR” Meskipun SUMBER AIR, dan PERTOLONGAN itu berlainan artinya, namun di dalam sejarah Tulungagung keduanya tidak dapat dipisahkan karena mempunyai hubungan erat sekali dalam soal asal mula terbentuknya daerah maupun perkembangannya.

Dahulu orang menyebutnya kabupaten Ngrowo, ialah sesuai dengan keadaan daerahnya yang berupa rawa-rawa. Lalu lintas perhubungan dilakukan melalui sungai, terutama lewat sungai yang sekarang masih disebut sungai Ngrowo. Oleh sebab itu tidaklah heran bila letak daerah-daerah yang disebutkan orang-orang dalam sejarah maupun cerita-cerita rakyat kesemuanya tidak jauh dari sungai letaknya. Misalnya : Gledhug, Pacet, Waung, Ketandhan, Tawing, dll. Sebelum dijadikannya kabupaten daerah-daerah tersebut dikuasai oleh para Tumenggung di bawah perlindungan kerajaan Mataram.

Di daerah Nrowo banyak terdapat sumber air. Diantara sumber air yang termasuk besar sekarang sudah menjadi alun-alun. Tempat di sekitar alun-alun inilah yang dinamakan Tulunagung yang berarti sumber air yang besar. Dahulu daerah Ngrowo itu tidak seluas sekarang. Semenjak katumenggungan diubah menjadi kabupaten, maka diperluaslah daerahnya. Tulungagung menerima wilayah dari kabupaten di sekitarnya pada abad ke-19. kabupaten Blitar menyumbang daerah Ngunut, Kabupaten Ponorogo menyumbang daerah pegunungan Trenggalek,dan Pacitan memberi daerah Pantai selatan, seperti Prigi, Ngrayun, Panggul, dan Jombok. Dengan demikian pada zaman dahulu Tulungagung meliputi daerah Trenggalek juga. Bantuan daerah tersebut meriupakan bantuan yang sangat besar bagi masyarakat Tulungagung.

Nama-nama Bupati / Kepala Daerah yang pernah memegang PEMERINTAHAN
KYAI NGABEHI MANGUNDIRONO bupati Ngrowo di Kalangbret
TONDOWIDJOJO bupati Ngrowo di Kalangbret
R.M. MANGOENNEGORO bupati Ngrowo di Kalangbret
R.M.T. PRINGGODININGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1824-1830
R.M.T. DJAJANINGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1831-1855
R.M.A SOEMODININGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1856-1864
R.T. DJOJOATMOJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1864-1865
RMT GONDOKOESOEMO bupati Ngrowo di Tulungagung 1865-1879
RT SOEMODIRJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1879-1882
RMT PRINGGOKOESOEMO bupati Ngrowo di Tulungagung 1882-1895
RT PATOWIDJOJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1896-1901
RT COKROADINEGORO bupati Tulungagung 1902-1907
RPA SOSRODININGRAT bupati Tulungagung 1907-1943
R. DJANOEISMADI Kenchoo Tulungagung 1943-1945
R. MOEDAJAT bupati Tulungagung 1945-1947
R. MOCHTAR PRABU MANGKUNEGORO bupati Tulungagung 1947-1950
R. MOETOPO bupati Tulungagung 1951-1958
DWIDJOSOEPARTO kepala daerah Tulungagung 1958-1960
KASRAN bupati Tulungagung 1958-1959
R. SOERYOKOESOEMO Pd. Buoati 1959-1960
M. POEGOEH TJOKROSOEMARTO bupati/kepala daerah 1960-1966
R. SOENDARTO Pd. Bupati/Kep.Daerah 1966-1968
LETKOL (U) SOENARDI bupati/kepala daerah 1968-1973
LETKOL INF. MARTAWISOEROSO bupati/kepala daerah 1973-1978
SINGGIH bupati/kepala daerah 1978-1983
DRS.MOH. POERNANTO bupati/kepala daerah 1983-1987
DRS. H. JAIFUDIN SAID
IR. HERU CAHYONO, M.Si Sekarang
(maaf bila terdapat kesalahan penulisan nama dan gelar, tolong untuk koreksi bisa email ke admin, nugroho.dimazz@gmail.com)

Rabu, 11 November 2009

Penampilan

Posted by mastong On 05.46


Jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil, dan telah mempunyai 8 orang anak, tiga diantaranya tuli, dua buta, satu mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya?

Jika anda menjawab ya, maka anda baru saja membunuh salah satu komponis masyhur dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig van beethoven.

Sekarang adalah saatnya memilih pemimpin dunia dan keputusan anda berpengaruh besar terhadap siapa yang akan menjadi pemenang. Berikut adalah fakta mengenai ketiga calon tersebut.

Calon A: dihubung-hubungkan dengan politisi jahat dan sering berkonsultasi dengan astrologis, punya dua istri muda, dia juga seorang perokok berat dan 8 – 10 botol martini setiap hari.

Calon B: dipecat dua kali dari kantor dan selalu bangun sore hari, pernah memakai narkoba waktu kuliah dan minum wiski setiap sore hari.

Calon C: dianggap sebagai pahlawan perang, vegetarian, tidak merokok, hanya sesekali minum bir, tidak pernah berselingkuh diluar perkawinannya.

Siapa diantara ketiga orang ini yang akan anda pilih? Mungkin anda tidak akan pernah menduga, siapa sebenarnya calon-calon ini:

Calon A adalah Franklin D Roosevelt

Calon B adalah Winston Churchill

Calon C adalah Adolf Hitler

Sekali lagi sejarah mengajarkan untuk tidak melihat dan menilai seseorang dari penampilan.

(thank wowo)

Kesombongan Diri

Posted by mastong On 05.36

Budi seorang anak laki-laki SD kelas 3 baru saja memenangkan sebuah medali sebagai pembaca terbaik dikelas. Terbuai oleh kesombongan ia menyombongkan diri di depan pembantu rumah, “Bibi, coba lihat, jika mau bibi bisa membaca sebaik saya”.
Pembantu itu mengambil buku, memandangnya dan akhirnya berkata dengan terbata-bata, “Nak Budi, saya tidak bisa membaca.”

Sombong seperti burung merak, anak kecil itu lari ke ruangan keluarga dan berteriak kepada ayahandanya, “Yah, bibi tidak bisa membaca, sedangkan saya yang baru berumur 8 tahun aja sudah dapat medali untuk kehebatan membaca. Saya ingin tahu bagaimana sih perasaannya memandang buku tapi tidak bisa membacanya.”

Tanpa berkata sepatah kata pun sang ayah beranjak ketempat rak buku, mengambil sebuah buku, memberikannya ke Budi lalu berkata, “Bibi merasa seperti ini,” Buku itu ditulis dalam bahasa Jerman sehingga Budi tidak mengerti dan tidak bisa membaca satu patah katapun.

Anak laki-laki kecil itu tidak akan pernah melupakan pelajaran hari itu. Bila perasaan sombong itu datang, dia akan segera mengingatkan dirinya, “Ingat, kamu tidak bisa membaca dalam bahasa Jerman”.

(thanks wowo)

Selasa, 10 November 2009

Interview Pekerjaan

Posted by mastong On 07.55

G : Kowe nduwe omah opo ora.....?
a : dereng....
G : Wah kowe ora iso ketompo nang kene
a : Lho kok ngaten........?
G : Mengko kowe mesthi ngajukne utang nang perusahaan.
a : Ah.. mboten kok, Sak janipun tiyang sepuh kulo niku sampun sugih.
G : Yo malah ora ketompo
a : Lho kok ngaten.....?
G : Mengko kowe kerjo mung nggo hiburan, nongkrang nongkrong ae.

G : Kowe nduwe motor opo ora....?
b : Mboten.
G : Ora ketompo
b : Lho kok mboten ketompo ?
G : Mengko kowe mesthi njaluk bantuan kredit.
b : Sak janipun gadhah, ning tasih ten kampung, gampil mangke kulo bekto ngriki.
G : Wah malah ra ketompo....
b : lho kok ngoten
G : Tempat parkire wis ra cukup.

G : Kowe wis lulus sarjana tenan.....?
c : sampun pak....
G : Ora ketompo,
c : Sak janipun kulo tasih badhe skripsi
G : Malah ora ketompo.....
c : Lho kados pundi to....?
G : Mengko kowe kerjo mung ngetik skripsi, lek wis lulus mesti golek kerjo neng perusahaan liyo.

G : Kowe seneng guyon opo ora ?
d : Mboten pak, kulo serius nek nyambut gawe.
G : Ra ketompo.....
d : waa......kok ngoten?
G : Engko konco koncomu lan anak buahmu podho stress.
d : Sak jane nggih sekedhik sekedhik seneng guyon.
G : Malah ora ketompo.
d : Lho kok......
G : Mengko kowe mung email emailan sing lucu.......

G : Kowe mau mrene numpak opo ?
e : Nitih mobil
G : Kowe ora ketompo
e : Sebabipun ?
G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kowe njaluk mundhak bayar terus
e : Wo, kulo wau namung mbonceng, kok
G : Tambah ora ketompo
e : Lho, lha kok ... ?
G : Mengko mung gawene mbonceng mobil kantor.Ngrusuhi!

G : Anakmu akeh opo sithik ?
f : Kathah pak
G : Kowe ora ketompo
f : Sebabipun ?
G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe uanaaaaaak terus
f : Lha wong namung anak adopsi, kok.
G : Tambah ora ketompo
f : Lho, lha kok ... ?
G : Gawe anak wae aras2en, opo maneh nyambut gawe

G : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ?
h : Dereng
G : Kowe ora ketompo
h : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyane ?
h : Oo, nek damelan niku mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
h : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe rak mung arep keminter, to ?

G : Kowe ngerti kahanan kantor kene durung
k : Dereng
G : Kowe ora ketompo
k : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti kantore ?
k : Wo, sekedhik2 mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
k : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe senengane ngudhal-udhal wewadi kantor, to ?

G : Kowe kerep loro ?
m : Mboten
G : Kowe ora ketompo
m : Sebabipun ?
G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering
m : Wah, sakjanipun nggih asring
G : Tambah ora ketompo
m : Lho, lha kok ... ?
G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren.

G : Kowe biso main Internet ?
n : mBoten
G : Kowe ora ketompo
n : Sebabipun ?
G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet)
n : Wah, sakjanipun nggih saged
G : Tambah ora ketompo
n : Lho, lha kok ... ?
G : Mesthi ora bakal nyambut gawe, kakehan dolanan Internet, to? Ngentek-entekke pulsa !

G : Kowe waras opo ora?
o : Lha, kulo nggih waras to Pak.
G : Ra ketompo.......
o : Kenging nopo .....?
G : Mengko kowe mesthi ora krasan neng kene.
o : Niku rumiyin Pak, sakmeniko sampun rodo edan.
G : Malah ra ketompo......
o : Pripun to niki....?
G : Mengko aku duwe saingan........

Kamis, 22 Oktober 2009

Arti Globalisasi

Posted by mastong On 09.37

Pertanyaan : “Apakah contoh yang paling kongkrit dari Globalisasi?”

Jawaban : “Kematian Lady Diana”

Penasaran : “Bagaimana bisa seperti itu?”

Jawaban :

Lady Diana adalah orang Inggris yang mempunyai pacar orang Mesir,
mendapat kecelakaan di sebuah terowongan di Perancis saat mengendarai mobil buatan Jerman yang mesinnya berasal dari Belanda.
Sopirnya orang Belgia yang mabuk karena minum whiskey Skotlandia.

Saat terjadinya kecelakaan itu, Sang Putri sedang dikejar-kejar paparazzi asal Italia yang mengendarai sepeda motor buatan Jepang.
Sebelum meninggal, Lady Diana dirawat oleh seorang doktor Amerika dengan obat-obatan yang diproduksi di Brazil.

Dan tulisan ini mulanya dibuat oleh seorang Armenia menggunakan tekhnologi Bill Gate.
Dan ketika Anda sedang membaca tulisan ini kemungkinan menggunakan salah satu produk IBM /COMPAQ/HP yg memakai chip buatan Taiwan dengan monitor buatan Korea yang dirakit buruh-buruh asal Filipina di sebuah pabrik di Singapura.
Diangkut dengan kereta oleh orang India dan dibajak orang Indonesia, dan akhirnya dibeli oleh Anda.

Nah itulah globalisasi, Kawan!

Mati Listrik

Posted by mastong On 09.29

Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke sebuah rumah. Diketuknya pintu depan.
Sebelum sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun, ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet ruang tamu.
“Nyonya,” katanya, “saya yakin akan kemampuan mesin ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia memakannya.”
“Kalau begitu,” kata nyonya itu,”mulailah makan. kami belum punya listrik.”

Gadis Matematika dan Gadis Logika

Posted by mastong On 09.27

Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L).
Mereka berdua berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa lama mereka berjalan….

M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya khawatir dia bermaksud jelek.

L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.

M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap kita. Apa yang harus kita lakukan.

L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan, yaitu berjalan lebih cepat.

M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich…..

L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat jalannya.

M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap kita dalam waktu dua setengah menit…

L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti olehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika(L ).
Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan dia khawatir akan keselamatan sahabatnya.
Tapi, tidak berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat. Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?

L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.

M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan kamu?

L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga mengejar saya.

M : Dan… dan..

L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya di tempat yang gelap…

M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?

L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan, yaitu saya mengangkat rok saya..

M : Oh… Lalu apa yang dilakukan pria tadi?

L : Sesuai dengan logika… Dia menurunkan celananya…

M : Oh tidak… Lalu apa yang terjadi kemudian?

L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang berlari sambil memelorotkan celananya… So akhirnya aku bisa lolos dari pria itu…

Jumat, 28 Agustus 2009

SEPATU PAK GURU

Posted by mastong On 11.16


Pak eko adalah seorang guru agama. Hari ini dia berangkat ke sekolah bersama dengan agus santosa, muridnya, yang juga tetangganya. Karena hari ini adalah acara pondok romadhon. Dan pak Eko bertugas untuk memberi ceramah dalam acara tersebut.

Ditengah jalan pak Eko baru menyadari jika sepatunya yang dia pakai berlainan. "Gus, kamu tolong kembali pulang dan ambilkan sepatu saya"

Tanpa banyak bertanya Agus langsung kembali ke rumah pak Eko. Dia memang selalu patuh kepada gurunya. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali tanpa membawa apa-apa. Pak Eko menjadi heran."Mana sepatunya? Kenapa tidak kamu ambil?"

Agus pun menjawab "Percuma pak guru. Yang di rumah bapak juga berlainan!"

BELI SINYAL

Posted by mastong On 11.15

Eko sugi, salah satu murid mas tong sudah lama memendam keinginan untuk membeli handphone seperti punya temannya.
Maka sehabis masa panen bawang merah dia pergi ke pusat kota untuk membeli handphone.


Ketika sampai di gerai handphone yang paling besar di kota, eko sugi menjadi bingung karena begitu banyak handphone yang bagus-bagus.
Penjaga gerai yang melihatnya segera mencoba memberi bantuan. "Mas cari handphone yang gimana?"


"Yang bagus!" katanya mantap.
Lalu penjaga gerai yang cantik itu langsung mengambilkan sebuah handphone yang telihat mewah.


Eko sugi terlihat girang. Terbayang teman-temannya akan kagum dengan handphone miliknya. Tetapi beberapa detik kemudian dia mengernyitkan dahi. "Lho mbak kok ga bisa menyala?"


"Iya mas, mas kan belum beli kartunya. Mas harus beli kartu dulu agar handphone nya dapat digunakan"


"Gitu ya, kalo gitu beli kartunya sekalian mbak"


Dengan girang Eko sugi pulang ke kampungnya. Sampai di rumah langsung dicoba handphone barunya sembari dipamerkan ke tetangganya. Setelah beberapa saat membolak balik handphone, dia terlihat mulai kesal. Lalu dia putuskan untuk kembali ke kota untuk menuju ke gerai tempat dia membeli handphone tadi. "Mbak, katanya tadi handphone bagus kok tetep ga bisa. Kartu udah beli, kok sampe kampung masih ga bisa? Mbak bohong ya!"


Penjaga gerai kaget, tapi setelah itu tersenyum. "Oh....itu karena di kampung mas belum ada sinyal. Jadi handphone nya ga bisa digunakan mas"


Setelah mendengar penjelasan tersebut, Eko sugi menjadi lega. "Wah, mbak ini gimana sih, kenapa ga bilang pas beli, ya udah, sekarang saya beli sinyal sekalian. Jangan ngasih info sepotong-sepotong gitu...."

MALAIKAT PELINDUNG

Posted by mastong On 07.07

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?"


Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu."



Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhan pun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu bahagia." Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?"



Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia."



Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"



Tuhan pun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan mengajarkanmu untuk berdoa."



Lagi-lagi si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?"



Tuhan pun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu." Namun si kecil malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi."



Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, sebagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalumembimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."



Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku…."



Tuhan pun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu…."


MAWAR UNTUK IBU

Posted by mastong On 07.07

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menagis tersedu-sedu. Pria itu menanyai kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya Cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."


Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.



Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"



Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada kuburan yang masih basah.



Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.


GRATIS SEPANJANG MASA

Posted by mastong On 07.06

Suatu sore seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Ibunya melihatnya, setelah mengeringkan tangannya dengan celemek ibu itu menerima kertas itu dan mulai membacanya dan iniah isinya


Untuk memotong rumput 10.000



Untuk membersihkan kamar miggu ini 5.000



Untuk pergi ke toko karena disuruh ibu 2.500



Untuk menjaga adikketika ibu tidak ada 2.500



Untuk membuang sampah 5.000



Untuk nilai ujian yang bagus 15.000



Untuk membersihkan dan menyapu halaman 2.500



Jadi jumlah hutang ibu seluruhnya 42.500



Sang ibu memandang anaknya. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu lalu dia mengambil bolpoin dan membalikkan kertas itu dan inilah yang ditulisnya



Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis



Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis



Untuk mengobati kamu ketika sakit dan mendoakanmu setiap malam, gratis



Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusmu, gratis



Untuk semua mainan, makanan dan baju, gratis



Anakku.....kalau kamu menjumlahkan semuanya



Akan kamu dapati harga cinta ibu semuanya GRATIS



Seusai membaca apa yang ditulis ibunya sang anak berlinang air mata dan memeluk ibunya, dan berkata "Bu, aku sayang sekali sama Ibu" kemudian dia mengambil bolpoin dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar "LUNAS"


PENGERTIAN

Posted by mastong On 07.06

Kau menjaga hatinya tetapi melupakan hati yang lain

Mencoba tidak menyakiti tetapi justru mengiris perlahan

Mencoba berbuat kebajikan tetapi dosa yang tertanam

Apakah ini jin dalam pengabdian?

Yang memenuhi tiga permintaan atas perintah tuan

Tak perlu berharap menjadi legenda

Cukup mengerti aku saja

Rabu, 26 Agustus 2009

KAMI?

Posted by mastong On 07.59

Kami adalah barbar

Apakah pantas teriak Allahu akbar

Kami adalah bebal

Apakah pantas menuntut kekal

Kami adalah hina

Apakah pantas semena-mena

Kami adalah bodoh

Apakah pantas untuk heboh

Kami adalah manusia

Apakah pantas yang Kuasa?

(My boarding house, March 2009)

BATAS

Posted by mastong On 07.51

Sepi yang mengelilingiku adalah keluarga hangatku sekaligus musuh dinginku

Canda dan tawa mereka membahagiakanku dalam kesedihanku yang menggenang

Isak mereka menyengsarakanku dalam bahagiaku yang mengambang

Sungguh tipis garis sedih dan bahagia

Hanya saja aku berharap dapat membuka semua jendela agar dapat bernapas lega

(……….title in 2009)

AKU MENCINTAI MU

Posted by mastong On 07.45

Saat sendiri kurindukan teman

Ketika hal itu datang aku tidak pernah nyaman

Apa yang terjadi

Kesepian selalu mencekam

Sendiri atau tidak

Hatiku selalu bersembunyi

Ini bukan padang pasir

Hanya saja kita tidak bisa menemukan air

Sedangkan angin meniupkan panas

Masih saja kuhirup untuk bernafas

Apa aku begitu lemahnya?

Aku mencintai Mu tapi aku terlalu bodoh untuk mengetahui itu

Aku rindu untuk merindukan Mu karena jiwaku adalah jiwa Mu

Sungguh aku adalah bebal,

Tak pernah mengerti apa itu kekal

(…………..till 2009)

APAKAH PERBEDAAN ADALAH KESALAHAN TUHAN?

Posted by mastong On 07.11

Perbedaan memang tidak pernah akan hilang. Suatu ketika, saya terlibat dalam pembicaraan yang justru dianggap sebagai debat kusir. Kami membahas apakah kita punya hak untuk menganggap bahwa keyakinan orang lain adalah sesat. Hal yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ketika kita menyatakan keyakinan seseorang adalah sesat, pada saat yang sama bisa jadi orang yang kita anggap sesat akan menganggap kita sesat juga. Itulah manusia. Kita meyakini apa yang memang kita anggap benar.

Tapi apa yang terjadi? Beliau menyatakan bahwa kita memang tidak bisa menyalahkan seseorang dengan keyakinannya. Tetapi dilain pihak beliau menyatakan bahwa selama tidak menyimpang dari Al quran dan Hadist itu adalah sah-sah saja, kalau sampai menyimpang sudah pasti sesat. Yang menjadi permasalahan adalah, apakah pemahaman setiap manusia sama? Bahkan beliau sendiri menyatakan bahwa tafsir dari ulama bisa berbeda. Jadi bagian mana yang bisa dianggap menyimpang jika kita punya penafsiran yang berbeda.

Orang pasti menganggap saya tidak Islam atau aneh. Tidak. Justru saya ingin terus mempelajari Islam. Karena saya tidak ingin Islam dianggap sebagai agama yang menggunakan kekerasan dan membawa bencana. Islam adalah rahmat bagi semua. Jadi kenapa harus menghancurkan keyakinan orang lain?

Saya mencari tahu untuk mendapat jawaban. Tetapi bisa saja orang mengganggap saya orang yang hendak menghacurkan agama saya dari dalam sendiri. Allah Maha Tahu atas semua. Semoga saya dapat memahami pikiran beliau dan semoga saya tidak tersesat karena ketidaktahuan ini.

Minggu, 23 Agustus 2009

AKU, KAMU DAN DIA SAMA SAJA

Posted by mastong On 09.19

Mimpiku yang memanggilmu kau jawab dengan lamunanmu

Teriakannya tidak berarti apa-apa bagimu apalagi bisikannya

Aku benci, benci, dan sangat benci

Bukan kepadamu apalagi kepadanya

Aku hanya benci pada diriku sendiri

Kenapa selalu menyalahkanmu terutama dirinya

Aku marah, marah, benar-benar marah

Bukan kepadamu apalagi kepadanya

Kenapa aku selalu meyerah dan kalah

Seharusnya kepala ini tertanam

Agar tidak berjalan di muka bumi dengan dendam

Seharusnya hati ini tenggelam

Agar tidak mengapung dalam bimbang

Aku, kamu dan dia sama saja

(it's long road….)

SENYUM MU

Posted by mastong On 09.02



Apa yang bisa aku lukiskan

Apa yang dapat aku uraikan

Apa yang mampu aku tunjukkan

Apa yang berhasil aku buktikan

Cintaku, rinduku, nafsuku, bahkan jiwaku tak pernah benar-benar

Apalagi otakku…

Selalu ada hal, cara, upaya, alasan, dan pembenaran untuk semua penghianatanku

Bahkan ketika tak ada lagi yang bisa kutuju

Masih saja aku memelihara nafsu

Apakah ini hidupku?

Seandainya aku cukup mampu

Betapa berartinya senyum Mu


(2009, I LOVE "YOU")

PENGALAMAN

Posted by mastong On 08.59



Seraut wajah berisi lamunan

Matanya tajam seperti elang

Kerutan-kerutan di dahi adalah lintasan-lintasan jiwa dalam perjalanan hidup

Ringkihnya raga memaksa berbaring di hamparan hijau disenja hari

Pandangan menerawang mencoba menyibak awan-awan yang berlarian

Mata yang lelah terpejam sejenak dan melempar jiwa kembali ke rumah yang membuat bimbang

Benarkah itu rumahku?

Apakah ini adalah tujuanku?

Sepertinya aku tidak tersesat atau ini hanya ketakutanku karena hari semakin gelap

Kunang-kunang seperti penerang jalan yang terbang kian kemari

Riuh suara anak-anak menebar kesadaran

Aku belum dewasa

Hanya aku semakin tua saja


(2008)

AKU BISU, KAMU TULI DAN DIA BUTA

Posted by mastong On 08.54

Bukan suatu yang aneh bila aku menuliskan ini untuk aku, kamu dan dia. Bukan karena aku malas bicara dan memilih memamerkan rentetan kata-kata yang terangkai dengan terbata-bata. Bukan pula karena iri atau cemburu. Apalagi nafsu menggebu agar bisa dibilang guru.

Ini hanyalah cinta. Cinta manusia kepada sesamanya. Bukan cinta terlarang seperti setan dan iblis. Bukan pula cinta tak berbalas yang mengukir nama sejoli di padang pasir. Tentu ini juga bukan masalah cinta binatang antara satu monyet dengan monyet yang lain. Ini manusiawi sekali. Sangat manusiawi.

Tujuanku menulis adalah langkah lanjutan setelah apa yang aku sampaikan padamu. Aku menulis setelah mustahil aku memberitahumu. Bukan karena kamu tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Kamu tidak mendengarku karena kamu memang tuli. Seberapapun kerasnya aku mencoba, itu akan sia-sia saja.

Aku juga akan seperti menegakkan benang basah dengan menggambarkan riuhnya kicauan manusia di gunung ini kepada dia. Sangat tidak mungkin. Bukan karena dia tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Dia tidak melihat penggambaranku tentang eloknya bisik-bisik memang karena dia buta. Seberapapun kerasnya aku mencoba, itu akan sia-sia saja.

Jadi bagaimana kita bisa mentas dari kubangan ini kalau kita masih asik koceh. Bagaimana tidak ( suatu saat nanti ) tertangkap basah jika masih berendam bersama dalam lumpur dosa. Ah, aku kira aku hanya ingin menyatakan cinta saja. Cinta sesama manusia. Bukan kepada monyet-monyet yang kadang-kadang pergi ke panggung sambil membawa payung dengan iringan gendang.

Tidak ada yang dapat aku sampaikan. Itu sia-sia saja seberapapun kerasnya aku mencoba. Karena aku toh tetap bisu dan akan tetap membisu.